Rabu, 26 November 2014

TUGAS 3 (JURNAL FRAUD)

JURNAL FRAUD


Judul                 : Evaluasi Audit Operasional Untuk Mendeteksi Kecurangan Persediaan Sparepart pada PT. Thamrin Brothers Pallembang

Penulis             : Silvi_Milianti & Rika_Kharlina
Universitas      : STIE MDP


Abstrak :

            Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan dagang berupa persediaan barang dagang. Untuk memastikan jumlah keakuratan persediaan yang ada, perusahaan dagang harus melakukan perhitungan fisik persediaan. Perhitungan fisik ini biasanya dilakukan oleh bagian audit perusahaan. Tujuan skripsi ini adalah untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan Audit Operasional terhadap persediaan sparepart pada PT. Thamrin Brothers cabang Kamboja Palembang. Metode yang digunakan adalah metode pendekatan kualitatif. Penelitian ini diharapkan dapat membantu PT. Thamrin Brothers dalam mendeteksi kecurangan yang terjadi sehingga manajemen dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan data yang dimiliki.

Kata Kunci : Persediaan, persediaan barang dagang, audit operasional

Latar Belakang :

Perkembangan dunia usaha dewasa ini sangat pesat di tandai munculnya berbagai jenis perusahaan, baik perusahaan yang berskala kecil, menengah, maupun yang berskala besar. Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan menuntut pula perkembangan di bidang pemeriksaan audit. PT. Thamrin Brothers cabang Palembang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, dimana secara periodik telah dilakukan audit terhadap persediaan setiap tahunnya. Namun, data persediaan yang dimiliki oleh PT. Thamrin Brothers cabang Palembang menunjukkan masih terdapat temuan perbedaan pencatatan persediaan, kerusakan persediaan yang tidak dicatat, perbedaan pesanan dengan barang yang diberikan.

Metodelogi Penelitian :

Untuk mengidentifikasi permasalahn yang muncul pada PT. Thamrin Brothers maka penulis menggunakan metode penelitian berdasarkan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif Merupakan penelitian yang didasarkan pada data kualitatif dimana data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka atau bilangan sehingga hanya berbentuk pernyataan-pernyataan atau kalimat.

Dalam penelitian ini menggunakan kedua sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dengan staf bagian inventory dan bagian penjualan sparepart motor Yamaha PT. Thamrin Brothers Palembang. Sedangkan data sekunder diperoleh dari perusahaan berupa struktur organisasi, laporan penjualan, dan data persediaan. Kedua data tersebut sangat penting dan diperlukan untuk ketepatan sejumlah informasi yang relevan dengan data tentang variabel penelitian, agar dalam penelitian dapat membuat kesimpulan dari data yang dikumpulkan tersebut.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: 1. Observasi, dilakukan secara langsung di Thamrin Brothers untuk menemukan keadaan yang sesungguhnya di lapangan tanpa ada rekayasa. 2. Wawancara, penulis melakukan wawancara secara terbuka. Tanya jawab maupun diskusi dengan pihak perusahaan,khususnya dengan bagian objek penelitian. Kemudian data diteliti sesuai dengan melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas yang berhubungan dengan persediaan perusahaan. 3. Dokumentasi,yaitu mengumpulkan data-data tertulis berupa catatancatatan, laporan-laporan dan dokumen-dokumen perusahaan.

Hasil Penelitian :

Dari hasil penelitian, penulis akan membahas tahapan audit operasional dalam mendeteksi kecurangan persediaan. Tahapan yang digunakan auditor PT. Thamrin Brothers Palembang meliputi tahap survey pendahuluan, evaluasi sistem pengendalian intern atas fungsi pengelolaan persediaan, pelaksanaan audit, dan laporan atas temuan permasalahan dan rekomendasi perbaikan. Dalam hasil perhitungan jumlah sparepart terdapat temuan perbedaan jumlah stok barang yang ada di system dan di lapangan. Hasil temuan audit ini berpengaruh kepada persediaan perusahan, stok ini akan mempengaruhi penjualan pada perusahaan. Terutama pada saat terjadi pesanan tetapi pada saat proses pengambilan pesanan sparepart di lapangan tidak ditemukan sparepart yang dipesan tersebut. Permasalahan semacam ini dapat dilakukan perbaikan seperti dengan melakukan retur, akan tetapi hal tersebut tentunya akan memakan waktu yang lama. Pada PT. Thamrin Brothers tidak terdapat prosedur pencocokan dokumen dalam penerimaan atas sparepart yang dibeli. Sehingga pada saat pesanan telah diterima konsumen, masih ada pengaduan atas kurangnya barang yang diterima dengan pesanan yang tertera pada faktur penjualan. Hal pertama yang harus dilakukan guna berjalannya sistem pengendalian yang baik dalam perusahaan adalah dibutuhkan pengecekan antara faktur penjualan, surat jalan dan dengan fisik barang yang diterima. Apabila konsumen hanya mengandalkan pemeriksaan antara surat jalan dengan fisik yang diterima dari gudang, maka hasil dari dilaksanakannya kegiatan tersebut kurang dapat menjaminbahwa tidak ada kesalahan dalam kegiatan penerimaan atas sparepart tersebut.

Setelah dilakukannya penelitian pada PT. Thamrin brothers, proses pengauditan yang dilakukan cukup baik dan telah sesuai dengan tahapan audit pada umumnya. Auditor telah melaksanakan pengauditan secara menyeluruh terhadap kegiatan operasional perusahaan atas fungsi persediaan. Hal ini terlihat dari jumlah stok barang yang ternyata selisih antara fisik dan sistem menjadi berkurang, terutama setelah dilakukannya audit secara berkala.

Pada sistem operasional perusahaan sudah cukup berjalan dengan baik. Namun pada fungsi penerimaan dan penyimpanan sparepart terdapat fungsi ganda yang dilakukan oleh satu bagian, dapat memberikan kesempatan untuk melakukan tindakankecurangan.

Kesimpulan :

Pemeriksaan telah dilakukan setiap tahunnya secara berkala, namun selisih yang ditemukan di dalam pemeriksaan tidak ditelusuri oleh bagian audit sehingga tidak ada kejelasan apabila terdapat perbedaan jumlah persediaan sparepart yang berada di catatan sistem dan yang berada di gudang.

Tanggapan :

Dilihat dari hasil penelitian jurnal tersebut bahwa ditemukan adanya kecurangan pada bagian gudang. Dimana ada ketidakcocokan hasil antara jumlah sparepart di system dan di lapangan.

Hal tersbut dapat diakibatkan dari “oknum” karyawan ataupun kesalahan input yang berasal dari kesalahan komunikasi. Menurut saya, harus diadakan pengembangan system atau merubah system yang ada. Dilihat dari system yang terdahulu bahwa system tidak melakukan pencocokan dokumen, hal tersebut haruslah diadakan agar presentase selisih angka dapat berkurang juga pada setiap fungsi harus terpisah dari fungsi lainnya untuk menghindari kemungkinan terjadinya kecurangan. Seperti pada bagian penjualan, pada divisi tersebut menangani pesanan pelanggan, jangan sampai hal tersebut dilakukan oleh bagian gudang. Selain itu juga melakukan pengendalian internal yang lebih insentif terhadap karyawan di masing-masing divisi (melakukan proses pengamatan pada lapangan) agar dapat terlihat hal apa saja yang dilakukan oleh karyawan tersebut.

Sedangkan pada tim auditor melakukan audit pada perusahaan tersebut lebih berkala lagi, sehingga PT. Thamrin brothers tidak lagi mengalami selisih angka.

Sumber :

http://eprints.mdp.ac.id/694/1/Jurnal%202009210021%20Silvi%20Milianti.pdf

Senin, 03 November 2014

TUGAS 1 (ETIKA DAN PROFESI)

Etika dan Profesi
Etika diartikan sebagai ilmu tentang yang baik dan yang buruk yang diterima dalam suatu masyarakat, menjadi bahan refleksi yang diteliti secara sistematis dan metodis. etika dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus:
·         ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis,bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
·         ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.
PERANAN ETIKA DALAM PROFESI :
·      Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.
·      Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
·      Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.


KODE ETIK PROFESI
Kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis.
Kode etik ; yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
TUJUAN KODE ETIK PROFESI :
1.      Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2.      Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3.      Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4.      Untuk meningkatkan mutu profesi.
5.      Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6.      Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7.      Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8.      Menentukan baku standarnya sendiri.
ETIKA PROFESI AKUNTANSI
Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung-jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi
Ada beberapa prinsip etika profesi dalam akuntansi:
1.      Tanggung Jawab Profesi
Sebagai anggota yang professional, anggota harus mempertimbangkan moral dan professional dalam melakukan kegiatannya. Maksud dari professional sendiri yaitu, kita sebagai profesi akuntansi bekerja sesuai dengan tugasnya jangan mengurangi atau melebihi dari tugas yang sesuai dengan profesi tersebut. Kemudian setiap anggota juga harus bertanggung jawab untuk bekerja sesame anggota untuk mengembangkan profesi akuntan.
2.      Kepentingan Public
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

3.      Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
4.      Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5.      Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya tkngan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh matifaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.
6.      Kerahasiaan
Setiap anggota harus, menghormati kerahasiaan informasi iyang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya
7.      Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8.      Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. 


REFRENSI:

Available at http://eprints.undip.ac.id/4907/1/Etika_Profesi.pdf  11 November 2014 07:15 PM
Susanti, Beni. 2008. Modul Kuliah: Etika Profesi Akuntansi. Depok: Universitas Gunadarma