JURNAL FRAUD
Judul : Evaluasi Audit Operasional Untuk Mendeteksi
Kecurangan Persediaan Sparepart pada PT. Thamrin Brothers Pallembang
Penulis :
Silvi_Milianti & Rika_Kharlina
Universitas :
STIE
MDP
Abstrak :
Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan dagang
berupa persediaan barang dagang. Untuk memastikan jumlah keakuratan persediaan
yang ada, perusahaan dagang harus melakukan perhitungan fisik persediaan.
Perhitungan fisik ini biasanya dilakukan oleh bagian audit perusahaan. Tujuan
skripsi ini adalah untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan Audit Operasional
terhadap persediaan sparepart pada PT. Thamrin Brothers cabang Kamboja
Palembang. Metode yang digunakan adalah metode pendekatan kualitatif.
Penelitian ini diharapkan dapat membantu PT. Thamrin Brothers dalam mendeteksi
kecurangan yang terjadi sehingga manajemen dapat mengambil keputusan yang tepat
berdasarkan data yang dimiliki.
Kata Kunci : Persediaan, persediaan barang dagang, audit
operasional
Latar
Belakang :
Perkembangan dunia usaha dewasa ini sangat pesat di
tandai munculnya berbagai jenis perusahaan, baik perusahaan yang berskala
kecil, menengah, maupun yang berskala besar. Dengan semakin berkembangnya suatu
perusahaan menuntut pula perkembangan di bidang pemeriksaan audit. PT. Thamrin
Brothers cabang Palembang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
otomotif, dimana secara periodik telah dilakukan audit terhadap persediaan
setiap tahunnya. Namun, data persediaan yang dimiliki oleh PT. Thamrin Brothers
cabang Palembang menunjukkan masih terdapat temuan perbedaan pencatatan persediaan,
kerusakan persediaan yang tidak dicatat, perbedaan pesanan dengan barang yang
diberikan.
Metodelogi Penelitian :
Untuk mengidentifikasi permasalahn yang muncul pada
PT. Thamrin Brothers maka penulis menggunakan metode penelitian berdasarkan
pendekatan kualitatif. Metode kualitatif Merupakan penelitian yang didasarkan
pada data kualitatif dimana data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk
angka atau bilangan sehingga hanya berbentuk pernyataan-pernyataan atau kalimat.
Dalam penelitian ini menggunakan kedua sumber data
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan dengan cara observasi
dan wawancara dengan staf bagian inventory dan bagian penjualan sparepart motor
Yamaha PT. Thamrin Brothers Palembang. Sedangkan data sekunder diperoleh dari
perusahaan berupa struktur organisasi, laporan penjualan, dan data persediaan. Kedua
data tersebut sangat penting dan diperlukan untuk ketepatan sejumlah informasi
yang relevan dengan data tentang variabel penelitian, agar dalam penelitian dapat
membuat kesimpulan dari data yang dikumpulkan tersebut.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara: 1. Observasi, dilakukan secara langsung di Thamrin
Brothers untuk menemukan keadaan yang sesungguhnya di lapangan tanpa ada rekayasa.
2. Wawancara, penulis melakukan wawancara secara terbuka. Tanya jawab maupun
diskusi dengan pihak perusahaan,khususnya dengan bagian objek penelitian.
Kemudian data diteliti sesuai dengan melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas
yang berhubungan dengan persediaan perusahaan. 3. Dokumentasi,yaitu
mengumpulkan data-data tertulis berupa catatancatatan, laporan-laporan dan dokumen-dokumen
perusahaan.
Hasil Penelitian :
Dari hasil penelitian, penulis akan membahas tahapan
audit operasional dalam mendeteksi kecurangan persediaan. Tahapan yang
digunakan auditor PT. Thamrin Brothers Palembang meliputi tahap survey
pendahuluan, evaluasi sistem pengendalian intern atas fungsi pengelolaan
persediaan, pelaksanaan audit, dan laporan atas temuan permasalahan dan
rekomendasi perbaikan. Dalam hasil perhitungan jumlah sparepart terdapat temuan
perbedaan jumlah stok barang yang ada di system dan di lapangan. Hasil temuan
audit ini berpengaruh kepada persediaan perusahan, stok ini akan mempengaruhi penjualan
pada perusahaan. Terutama pada saat terjadi pesanan tetapi pada saat proses
pengambilan pesanan sparepart di lapangan tidak ditemukan sparepart yang dipesan
tersebut. Permasalahan semacam ini dapat dilakukan perbaikan seperti dengan
melakukan retur, akan tetapi hal tersebut tentunya akan memakan waktu yang
lama. Pada PT. Thamrin Brothers tidak terdapat prosedur pencocokan dokumen dalam
penerimaan atas sparepart yang dibeli. Sehingga pada saat pesanan telah diterima
konsumen, masih ada pengaduan atas kurangnya barang yang diterima dengan
pesanan yang tertera pada faktur penjualan. Hal pertama yang harus dilakukan
guna berjalannya sistem pengendalian yang baik dalam perusahaan adalah
dibutuhkan pengecekan antara faktur penjualan, surat jalan dan dengan fisik
barang yang diterima. Apabila konsumen hanya mengandalkan pemeriksaan antara
surat jalan dengan fisik yang diterima dari gudang, maka hasil dari dilaksanakannya
kegiatan tersebut kurang dapat menjaminbahwa tidak ada kesalahan dalam kegiatan
penerimaan atas sparepart tersebut.
Setelah dilakukannya penelitian pada PT. Thamrin
brothers, proses pengauditan yang dilakukan cukup baik dan telah sesuai dengan
tahapan audit pada umumnya. Auditor telah melaksanakan pengauditan secara menyeluruh
terhadap kegiatan operasional perusahaan atas fungsi persediaan. Hal ini
terlihat dari jumlah stok barang yang ternyata selisih antara fisik dan sistem
menjadi berkurang, terutama setelah dilakukannya audit secara berkala.
Pada sistem operasional perusahaan sudah cukup
berjalan dengan baik. Namun pada fungsi penerimaan dan penyimpanan sparepart terdapat
fungsi ganda yang dilakukan oleh satu bagian, dapat memberikan kesempatan untuk
melakukan tindakankecurangan.
Kesimpulan :
Pemeriksaan telah dilakukan setiap tahunnya secara
berkala, namun selisih yang ditemukan di dalam pemeriksaan tidak ditelusuri
oleh bagian audit sehingga tidak ada kejelasan apabila terdapat perbedaan jumlah
persediaan sparepart yang berada di catatan sistem dan yang berada di gudang.
Tanggapan :
Dilihat dari hasil penelitian jurnal tersebut bahwa
ditemukan adanya kecurangan pada bagian gudang. Dimana ada ketidakcocokan hasil
antara jumlah sparepart di system dan di lapangan.
Hal tersbut dapat diakibatkan dari “oknum” karyawan
ataupun kesalahan input yang berasal dari kesalahan komunikasi. Menurut saya,
harus diadakan pengembangan system atau merubah system yang ada. Dilihat dari system
yang terdahulu bahwa system tidak melakukan pencocokan dokumen, hal tersebut haruslah
diadakan agar presentase selisih angka dapat berkurang juga pada setiap fungsi
harus terpisah dari fungsi lainnya untuk menghindari kemungkinan terjadinya
kecurangan. Seperti pada bagian penjualan, pada divisi tersebut menangani
pesanan pelanggan, jangan sampai hal tersebut dilakukan oleh bagian gudang. Selain
itu juga melakukan pengendalian internal yang lebih insentif terhadap karyawan
di masing-masing divisi (melakukan proses pengamatan pada lapangan) agar dapat
terlihat hal apa saja yang dilakukan oleh karyawan tersebut.
Sedangkan pada tim auditor melakukan audit pada
perusahaan tersebut lebih berkala lagi, sehingga PT. Thamrin brothers tidak
lagi mengalami selisih angka.
Sumber :