Tahapan Penerapan Standar IFRS di Indonesia
Ada beberapa standar akuntansi keuangan
yang ada di Indonesia hingga akhirnya Indonesia menganut IFRS (International Financial Reporting Standard)
atau Standar Pelaporan Akuntansi Internasional.
1.
SAP
SAP merupakan standar akuntansi keuangan yang
diterapkan di dalam pemerintahan dan diberlakukan dalam bentuk peraturan
pemerintah. SAP ini diterapkan untuk memudahkan system pelaporan kegiatan yang
terkait dengan angggaran di kalangan pemerintah.
System yang dituangkan di dalam SAP cukup mudah dan
tidak terlalu ribet namun menyajikan informasi detail dan dimodifikasi dengan
keprluan pemerintah seperti di dalam menyusun laopran proyek pemerintah yang
trekait dengan pembangunan. Demikian mengenai akuntansi dan standar akuntansi
keuangan yang diterapkan di Indonesia.
2.
PSAK Syariah
Negara Indonesia memiliki penduduk yang mayoritas
beragama Islam. Hokum Islam juga menjadi salah satu hokum yang diterapkan di
berbagai bidang di Indonesia, tidak terkecuali yang terkait dengan system
keuangan. Oleh karena itu, ditetapkan sebuah standar akuntansi keuangan yang
berbasis syariah dan disebut dengan istilah SAK Syariah.
SAK syariah ini mengadopsi system standar akuntansi
keuangan yang sudah ada dan ditambah dengan standar akuntansi syariah. Adapun
penerapan dari SAK Syariah ini tidak hanya berfokus pada lembaga syariah,
melainkan banyak diterapkan di lembaga umum lainnya.
SAK Syariah kini menjadi pilihan yang tepat untuk
menyusun laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya dan lebih mudah dipahami.
Selain itu, bertentangann dengan syariah agama mayoritas yang ada di Indonesia,
yaitu Islam.
3.
SAK-ETAP
Standar Akuntansi Keuangan yang ditambah Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik merupaka sebuah standar akuntansi keuangan yang
ditujukan untuk dapat dibaca oleh eksternal dari perusahaan. Acuan dasarnya
tetap memakai IFRS untuk Small Medium Enterprises. Peluncuran standar akuntansi
ETAP ini dilakukan pada 2009 dan mulai diterapkan di Indonesia mulai awal tahun
2011. SAK-ETAP menetapkan adanya pengakuan terhadap asset dan kewajiban apabila
disetujui ataupun tidak oleh SAK tersebut.
SAK-ETAP bersifat cukup sederhana sehingga dapat
diaplikasikan oleh perusahaan, baik skala kecil maupun menengah. Dengan
kemudahan penerapannya, diharapkan perusahaan skala kecil dan menengah dapat
menyusun laporan keuangan tanpa harus melibatkan pihak dari luar sekaligus
diperiksa system pelaporannya oleh auditor. Dengan demikian perusahaan dapat
berbelanja lebih baik.
Meskipun disusun dengan cara simple, SAK-ETAP tetap
menyajikan sebuah laporan yang rinci dan memiliki informasi yang cukup detail.
Hanya saja cara menyusun lebih dipermudah sehingga tidak menyulitkan bagi
pengguna yang belum terlalu andal di dalam system penyusunan laporan keuangan.
Penerapan SAK-ETAP ini dipadukan dengan adopsi IFRS
untuk small enterprises lebih mudah
dibuat karena sudah disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Negara Indonesia.
SAK-ETAP memiliki pola pelaporan yang lebih ringkas dan lebih mudah untuk
dibaca jika dibandingkan PSAK sebelumnya.
4.
PSAK-IFRS
PSAK-IFRS mulai disusun sejak tahun 2008 dan
dimatangkan hingga tahun 2010. Tahun 2011 sudah dalam bentuk finansial berupa
konvergensi guna diterapkan selanjutnya pada 2012. PSAK-IFRS perlu dilakukan di
wilayah perusahaan yang bersifat public seperti bank, BUMN, dan beberapa
perusahaan besar lain.
Standar Akuntansi Keuangan dengan IFRS hars
diberlakukan di Indonesia dalam rangka mengikuti standar baku system keuangan
yang telah ditetapkan oleh Statement Membership Obligation (SMO) dan Indonesia
menjadi salah satu anggotanya. Selain itu, Indonesia juga telah melakukan
kesepakatan di dalam Forum G20 untuk mengikuti standar akuntansi keuangan
secara internasional guna meningkatkan kualitas dari system akuntansi di Negara
Indonesia itu sendiri.
IFRS sendiri memiliki beberapa manfaat, antara lain
sebagai berikut:
·
Dapat menambah
adanya kemampuan banding dari sebuah laporan keuangan.
·
Meningkatkan
kualitas standar akuntansi keuangan (SAK) dan mengurangi biaya SAK
·
Meningkatkan
kredibilitas pelaporan keuangan
·
Meningkatkan
komparabilitas pelaporan keuangan
·
Memudahkan
pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan standar akuntansi keuangan
yang dikenal secara internasional.
·
Menambah input informasi yang memiliki kualitas
bagus di wilayah pasar modal internasional.
·
Menekan adanya
hambatan dalam hal arus modal internasional dengan cara menghambat adanya
perbedaan di dalam membuat ketentuan laporan keuangan.
·
Menambah
kualitas system laporan keuangan hingga dicapai best practice.
IFRS juga membatu
Negara Indonesia untuk memudahkan system pembuatan laporan keuangan sekaligus
memudahkan bagi audit maupun pembaca lapora
untuk memahami laporan tersebut.
IFRS sendiri
memiliki beberapa sifat, yaitu interpretasi dan aplikasi lebih ditekankan. Oleh
karena itu, penerapan menjadi focus utama dari standar ini. Kemudian diperlukan
adanya penilaian terhadap isi atau data transaksi yang dituangkan di dalam
laporan apakah sudah menunjukan adanya realitas dan ekonomi. IFRS menggunakan fair value untuk membuat sebuah proses
penilaian, sehingga pasar aktif dapat menentukan nilai yang lebih tepat, baik
secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Pengadopsian
IFRS di Indonesia
Di Indonesia saat ini sedang dalam
tahapan pengkonvergensian dalam menggunakan standar akuntansi dari PSAK ke
tahap IFRS. Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) adalah standard an
beserta interprestasinya yang diumumkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Internasional (IASB). IFRS merupakan suatu standar maupun pedoman laporan
keuangan secara internasional dan juga Interprestasi diciptakan oleh Komite
Interprestasi Pelaporan Keuangan Internasional.
Pengadopsian di Indonesia telah
dilakukan dengan cara memperkenalkan susunan-susunan yang ada pada IFRS agar
mulai dikenal dalm lingkungan Indonesia. Dalam melakukan konvergensi IFRS,
terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big
bang strategy dan gradual strategy.
Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui
tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh Negara-negara maju.
Sedangkan gradual strategy, adopsi
IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh Negara-negara
berkembang seperti Indonesia.
Terdapat tiga tahapan dalam melakukan
konvergensi IFRS di Indonesia, yaitu:
1.
Tahap Adopsi
(2008-2011), meliputi aktivitas dimana seluruh IFRS diadopsi ke PSAK, persiapan
infrastruktur yang diperlukan, dan evaluasi terhadap PSAk yang berlaku.
2.
Tahap Persiapan
Akhir (2011), dalam tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap persiapan
infrastruktur yang diperlukan. Selanjutnya, dilakukan penerapan secara bertahap
beberapa PSAK berbasis IFRS.
3.
Tahap
Implementasi (2012), berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK-IFRS secara
bertahap. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap dampak penerapan PSAK secara
komprehensif.
REFERENSI: