Job Seeker or
Job Creator
Sekumpulan
orang yang sedang mencari lapangan pekerjaan disebut dengan job seeker atau
biasa disebut dengan pengangguran. Pengangguran dapat disebabkan karena adanya
tingkat tidak percaya diri dalam dunia kerja, sedikitnya penyedia lapangan
kerja, kualitas SDM yang rendah, dan kurangnya perhatian masyarakat terhadap
masalah kependudukan. Didominasi oleh penganggur usia muda. Selain usia muda,
pengangguran juga banyak mencakup berpendidikan rendah, tinggal di pulau Jawa
dan berlokasi di daerah perkotaan. Memperlihatkan pola tingkat pengangguran
yang sangat umum, yaitu memiliki persentase yang tinggi pada kelompok umur muda
(15-19 tahun), kemudian menurun tajam hingga usia 30-34 tahun. Pada umur-umur
tua, relatif stabil rendah, untuk kemudian meningkat lagi pada kelompok usia
non produktif, karena mungkin masih banyak yang pensiun tapi masih mencari
pekerjaan.
Tingkat penganguran di
Indonesia mencapai 7,39 juta orang per Agustus 2014 dimana diantaranya berasal dari
yang tidak bekerja, lulusan SMP, lulusan SMA/SMK dan lulusan Sarjana, hal
tersebut menjadikan Indonesia menempati peringkat ke 133 Negara penghasil
pengangguran. Dari keempat pengangguran tersebut bahwa lulusan sarjana lah yang
memiliki angka pengangguran yang paling tinggi. Ini karena dapat dilihat dari
semakin banyak tingkat perguruan tinggi di Indonesia dan membludaknya minat
warga Indonesia untuk bersekolah hingga perguruan tinggi. Ada yang bilang bahwa
untuk sekarang ini, S1 sudahlah menjadi kulit kacang. mengapa hal tersebut bisa
terjadi karena mahasiswa pada saat ini tidaklah sungguh-sungguh dalam mencapai
tujuan sarjana, memang hanya oknum-oknum tertentu saja tapi hal itu akan
mengakibatkan meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Pada tahun ini
lulusan sarjan dari berbagai fakultas dapat bekerja di bidang apa saja tidak
tergantung dengan gelar, berbeda perlakuannya pada beberapa tahun silam, dimana
hanya lulusan sarjana pendidikan yang hanya bisa menjadi seorang guru.
Dampak
dari pengangguran mengakibatkan tingginya angka inflasi. Hal itu karena tidak
seimbangnya antara permintaan dan penawaran barang dan jasa. Ini
membuktikan tingginya laju inflasi di negara kita lebih banyak dipengaruhi
sektor riil, bukan sektor moneter. Jika kita mengambil kesimpulan mengenai
masalah inflasi di Indonesia bahwa ternyata laju inflasi tidak semata
ditentukan faktor moneter, tapi juga faktor fisik. Penganggur itu berpotensi
menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dan
kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yang luar biasa.
Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik,
sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai
penghasilan.
Sebagai solusi
pengangguran, berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh sebagai berikut.
1. Setiap penganggur
diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif
dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan partisipasi semua
masyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan pengangguran
menjadi komitmen nasional. Untuk itu diperlukan dua kebijakan, yaitu kebijakan
makro dan mikro (khusus). Kebijakan makro (umum) yang berkaitan erat dengan
pengangguran, antara lain kebijakan makro ekonomi seperti moneter berupa uang
beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkan Bank
Indonesia (Bank Sentral), fiskal (Departemen Keuangan) dan lainnya. Dalam
keputusan rapat-rapat kebinet, hal-hal itu harus jelas keputusannya dengan
fokus pada penanggulangan pengangguran. Jadi setiap lembaga pemerintah yang
terkait dengan pengangguran harus ada komitmen dalam keputusannya dan
pelaksanaannya.
2. Segera melakukan
pengembangan kawasan-kawasan, khususnya yang tertinggal dan terpencil sebagai
prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan
membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan.
Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia maupun keuangan
(finansial).
3. Pemerintah
memperbanyak lapangan pekerjaan. Hal ini dapat disebut dengan Job creator. Job
creator merupakan seseorang atau suatu badan yang menyediakan lapangan
pekerjaan. Sebenarnya tidak hanya pemerintah saja yang menyediakan lapangan
pekerjaan namun bagi para pengusaha dapat memperluas lagi sector usahanya
sehingga tersedianya lapangan pekerjaan juga bagi pengangguran dapat membuat
lapangan usaha sendiri yaitu dengan menciptakan peluang usaha baru atau juga
bisa mengelola franchise yang sudah ada. Biasanya untuk membuka lapangan
pekerjaan baru seorang penganggur dapat lebih mengeksplore skil yang ia punya,
karena disini dia yang mengelola.
Pada zaman teknologi
saat ini, sebenarnya sangatlah mudah untuk membuat lapangan pekerjaan baru,
dengan adanya teknologi internet dapat mempermudah segala hal, baik social media,
informasi atau perdagangan elektronik. 67% warga Indonesia menggunakan internet
dan 90% diantaranya memakai social media dalam hal berkomunikasi, seperti
facebook, twiter, path, instagram, dst. Karena pada era ini social media
sudahlan menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Survey membuktikan bahwa hal
pertama yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia ketika bangun tidur yaitu
mencari handphone dan kemudian mengecek salah satu social media yang
dimilikinya. Dengan adanya peristiwa tersebut maka saat ini sudah berkembang
perdagangan online atau disebut juga e-commerce. Banyak keuntungan yang
diperoleh dari e-commerce, bagi pedangan yaitu penghematan biaya dengan adanya
pemesanan otomatis, pengkodean data transaksi secara elektronik dan otomatis,
dan biaya overhead yang murah. Sedangkan keuntungan bagi konsumen yaitu tidak
ada antrian untuk mengetahui informasi produk, jika konsumen memiliki
pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan terkait dengan produk, maka melalui
perangkat lunak berbasis web, pelanggan dapat memperoleh jawaban yang cepat,
transaksi berbasis web dienkripsi sehingga meningkatkan keamanan transaksi
lewat web dan hemat biaya juga hemat waktu. Namun disamping kemudahan tersebut
juga ada sisi negative dari e-commerce tersebut, yakni adanya penipuan baik
dari pihak pedagang maupun pihak pembeli, barang yang diinginkan tidak sesuai
karena tidak bisa melihatnya langsung, adanya hacker pada sisitem penjualan.
Dengan berkembangnya
e-commerce pada saat ini dapat membantu pemerintah dalam penurunan angka
pengangguran. Jika saya boleh memilih, maka saya akan memilih menjadi job
creator, sebagai job creator saya dapat mengeksplore skil yang saya punya dan
tidak ada tuntutan pekerjaan dengan atasan, namun kembali lagi pada teori,
membuat lapangan pekerjaan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, karena
membuka lapangan pekerjaanpun memerlukan modal yang cukup besar dan jiwa
wirausaha yang baik, karena dengan memulai usaha baru kita siap tidak siap
harus siap menghadapai segala hal yang akan menimpa pada usaha tersebut.
Oleh karena itu marilah
bagi para pelajar muda ketika kita sudah lulus maka sebaiknya secepat mungkin
segera mencari pekerjaan bagi yang ingin bekerja di suatu perusahaan dan juga
secepat mungkin membuat lapangan pekerjaan baru bagi yang ingin membuka usaha,
selagi usia muda dimana usia produktivitas dicari dan diminati. jangan sampai
kita menyesal dikemudian hari. Semoga dengan hal membuka lapangan pekerjaan
baru dapat membantu pemerintah menurunkan tingkat pengangguran juga dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa menjadi pengangguran sangatlah tidak
baik, tidak baik bagi diri sendiri maupun bagi Bangsa Indonesia.