Selasa, 02 Desember 2014

TUGAS 4

Job Seeker or Job Creator

Sekumpulan orang yang sedang mencari lapangan pekerjaan disebut dengan job seeker atau biasa disebut dengan pengangguran. Pengangguran dapat disebabkan karena adanya tingkat tidak percaya diri dalam dunia kerja, sedikitnya penyedia lapangan kerja, kualitas SDM yang rendah, dan kurangnya perhatian masyarakat terhadap masalah kependudukan. Didominasi oleh penganggur usia muda. Selain usia muda, pengangguran juga banyak mencakup berpendidikan rendah, tinggal di pulau Jawa dan berlokasi di daerah perkotaan. Memperlihatkan pola tingkat pengangguran yang sangat umum, yaitu memiliki persentase yang tinggi pada kelompok umur muda (15-19 tahun), kemudian menurun tajam hingga usia 30-34 tahun. Pada umur-umur tua, relatif stabil rendah, untuk kemudian meningkat lagi pada kelompok usia non produktif, karena mungkin masih banyak yang pensiun tapi masih mencari pekerjaan.

Tingkat penganguran di Indonesia mencapai 7,39 juta orang per Agustus 2014 dimana diantaranya berasal dari yang tidak bekerja, lulusan SMP, lulusan SMA/SMK dan lulusan Sarjana, hal tersebut menjadikan Indonesia menempati peringkat ke 133 Negara penghasil pengangguran. Dari keempat pengangguran tersebut bahwa lulusan sarjana lah yang memiliki angka pengangguran yang paling tinggi. Ini karena dapat dilihat dari semakin banyak tingkat perguruan tinggi di Indonesia dan membludaknya minat warga Indonesia untuk bersekolah hingga perguruan tinggi. Ada yang bilang bahwa untuk sekarang ini, S1 sudahlah menjadi kulit kacang. mengapa hal tersebut bisa terjadi karena mahasiswa pada saat ini tidaklah sungguh-sungguh dalam mencapai tujuan sarjana, memang hanya oknum-oknum tertentu saja tapi hal itu akan mengakibatkan meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Pada tahun ini lulusan sarjan dari berbagai fakultas dapat bekerja di bidang apa saja tidak tergantung dengan gelar, berbeda perlakuannya pada beberapa tahun silam, dimana hanya lulusan sarjana pendidikan yang hanya bisa menjadi seorang guru.

Dampak dari pengangguran mengakibatkan tingginya angka inflasi. Hal itu karena tidak seimbangnya antara permintaan dan penawaran barang dan jasa. Ini membuktikan tingginya laju inflasi di negara kita lebih banyak dipengaruhi sektor riil, bukan sektor moneter. Jika kita mengambil kesimpulan mengenai masalah inflasi di Indonesia bahwa ternyata laju inflasi tidak semata ditentukan faktor moneter, tapi juga faktor fisik. Penganggur itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yang luar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik, sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan.
Sebagai solusi pengangguran, berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh sebagai berikut.

1. Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan partisipasi semua masyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan pengangguran menjadi komitmen nasional. Untuk itu diperlukan dua kebijakan, yaitu kebijakan makro dan mikro (khusus). Kebijakan makro (umum) yang berkaitan erat dengan pengangguran, antara lain kebijakan makro ekonomi seperti moneter berupa uang beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkan Bank Indonesia (Bank Sentral), fiskal (Departemen Keuangan) dan lainnya. Dalam keputusan rapat-rapat kebinet, hal-hal itu harus jelas keputusannya dengan fokus pada penanggulangan pengangguran. Jadi setiap lembaga pemerintah yang terkait dengan pengangguran harus ada komitmen dalam keputusannya dan pelaksanaannya.
2. Segera melakukan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia maupun keuangan (finansial).
3. Pemerintah memperbanyak lapangan pekerjaan. Hal ini dapat disebut dengan Job creator. Job creator merupakan seseorang atau suatu badan yang menyediakan lapangan pekerjaan. Sebenarnya tidak hanya pemerintah saja yang menyediakan lapangan pekerjaan namun bagi para pengusaha dapat memperluas lagi sector usahanya sehingga tersedianya lapangan pekerjaan juga bagi pengangguran dapat membuat lapangan usaha sendiri yaitu dengan menciptakan peluang usaha baru atau juga bisa mengelola franchise yang sudah ada. Biasanya untuk membuka lapangan pekerjaan baru seorang penganggur dapat lebih mengeksplore skil yang ia punya, karena disini dia yang mengelola.

Pada zaman teknologi saat ini, sebenarnya sangatlah mudah untuk membuat lapangan pekerjaan baru, dengan adanya teknologi internet dapat mempermudah segala hal, baik social media, informasi atau perdagangan elektronik. 67% warga Indonesia menggunakan internet dan 90% diantaranya memakai social media dalam hal berkomunikasi, seperti facebook, twiter, path, instagram, dst. Karena pada era ini social media sudahlan menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Survey membuktikan bahwa hal pertama yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia ketika bangun tidur yaitu mencari handphone dan kemudian mengecek salah satu social media yang dimilikinya. Dengan adanya peristiwa tersebut maka saat ini sudah berkembang perdagangan online atau disebut juga e-commerce. Banyak keuntungan yang diperoleh dari e-commerce, bagi pedangan yaitu penghematan biaya dengan adanya pemesanan otomatis, pengkodean data transaksi secara elektronik dan otomatis, dan biaya overhead yang murah. Sedangkan keuntungan bagi konsumen yaitu tidak ada antrian untuk mengetahui informasi produk, jika konsumen memiliki pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan terkait dengan produk, maka melalui perangkat lunak berbasis web, pelanggan dapat memperoleh jawaban yang cepat, transaksi berbasis web dienkripsi sehingga meningkatkan keamanan transaksi lewat web dan hemat biaya juga hemat waktu. Namun disamping kemudahan tersebut juga ada sisi negative dari e-commerce tersebut, yakni adanya penipuan baik dari pihak pedagang maupun pihak pembeli, barang yang diinginkan tidak sesuai karena tidak bisa melihatnya langsung, adanya hacker pada sisitem penjualan.

Dengan berkembangnya e-commerce pada saat ini dapat membantu pemerintah dalam penurunan angka pengangguran. Jika saya boleh memilih, maka saya akan memilih menjadi job creator, sebagai job creator saya dapat mengeksplore skil yang saya punya dan tidak ada tuntutan pekerjaan dengan atasan, namun kembali lagi pada teori, membuat lapangan pekerjaan tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, karena membuka lapangan pekerjaanpun memerlukan modal yang cukup besar dan jiwa wirausaha yang baik, karena dengan memulai usaha baru kita siap tidak siap harus siap menghadapai segala hal yang akan menimpa pada usaha tersebut.


Oleh karena itu marilah bagi para pelajar muda ketika kita sudah lulus maka sebaiknya secepat mungkin segera mencari pekerjaan bagi yang ingin bekerja di suatu perusahaan dan juga secepat mungkin membuat lapangan pekerjaan baru bagi yang ingin membuka usaha, selagi usia muda dimana usia produktivitas dicari dan diminati. jangan sampai kita menyesal dikemudian hari. Semoga dengan hal membuka lapangan pekerjaan baru dapat membantu pemerintah menurunkan tingkat pengangguran juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa menjadi pengangguran sangatlah tidak baik, tidak baik bagi diri sendiri maupun bagi Bangsa Indonesia.

TUGAS 2 (AUTOBIOGRAFI)

AUTOBIOGRAFI

Saya Aisa Anjani biasa dipanggil dengan sebutan Ica. Saya adalah anak perempuan dimana anak ke tiga dari tiga bersaudara yang lahir di kota Karawang, 7 Juni 1993.

Nama Aisa Anjani diberikan oleh orang tua saya yang memiliki arti sendiri yaitu Aisa, nama tersebut diambil dari nenek saya yang bernama Aisyah, sedangkan Anjani memiliki arti ketekunan juga ramah. Sehingga orang tua saya berkeingininan saya kelak menjadi sosok perempuan yang ramah terhadap semua orang dan tekun dalam segala hal dan hal tersebut sudah tertanam dalam diri saya sendiri. Dibalik arti tersebut, sebenarnya ketika ibu saya tengah mengandung saya, beliau sedang suka dengan segala hal yang berbau bollywood, maka bias dibilang anjani diambil dari bahasa bollywood.

Saya terlahir di keluarga sederhana. Bapak Nana Suryana dan Ibu Yuyu Yulianingsih adalah kedua orang tua saya. Ayah saya bekerja di BPJS yang dulu bernama ASKES sedangkan Ibu saya IRT. Saya memiliki dua orang kaka, dimana kakak pertama yaitu seorang perempuan yang bernama Yuana Herlisa, beliau telah berkeluarga yang bekerja di Bank BRI dan kakak kedua saya yaitu seorang laki-laki yang baru saja menikah dan bekerja di Bank Panin. Saya sendiri masih mengecap bangku kuliah di Universitas Gunadarma mengambil fakultas ekonomi jurusan akuntansi Saya sebagai anak bungsu masih tinggal bersama orang tua saya bertempat tinggal di salah satu daerah di Jawa Barat yaitu Kota Karawang tepatnya di Jl. Cisokan 2, No. 68 Perumnas adiarsa, Karawang.

Riwayat pendidikan. Saya memulai riwayat pendidikan saya pada tahun 1998 dimana saat itu saya baru mengikut sekolah dengan nenek saya, bisa di bilang anak bawang, saya sekolah selama satu tahun di kelas satu, tapi ketika kenaikan kelas saya tidak melanjutkannya ke kelas dua, saya memulai pendidikan baru di SDN Adiarsa Barat 3 pada tahun 1999 hingga 2005. Jadi saya tidak pernah mengecap sekolah taman kanak-kanak. Setelah itu saya melanjutkan sekolah ke tingkat SMP pada tahun 2005 hingga 2008 di SMPN 2 Karawang yang kemudian melanjutkan ke tingkat SMA pada tahun 2008 hingga 2011 di SMAN 1 Telukjambe dengan jurusan IPA dan kemudian mengambil jenjang ke perguruan tinggi pada tahun 2011 hingga saat ini di Universitas gunadarma mengambil jurusan S-1 Akuntansi. Selama sekolah dari awal SD hingga SMA saya sangat suka dengan pelajaran fisika dan matematika. Karena saya suka dengan sesuatu yang nyata layaknya perhitungan matematika yang tidak bisa dimanipulasi. Pelajaran yang tidak saya suka yaitu sejarah ataupun pelajaran social lainnya, karena saya tidak mampu dalam proses menghafal materi juga saya lemah dalam hal memberikan opini pada materi tersebut.

Prestasi yang pernah saya capai yang amat berharga bagi saya yaitu ketika saya masih duduk di bangku SMP tepatnya tahun 2008. Pada saat itu seorang guru meminta bagi seluruh kelas yang mendapat peringkat satu sampai tiga untuk berkumpul di satu kelas, salah satunya saya dan pada saat itu juga guru tersebut mengumumkan bahwa sekolah kami akan mengirimkan 10 orang murid yang berprestasi ke olimpiade sains se-Jawa Barat antar SMP di Kota Subang, maka dari itu guru meminta untuk mengerjakan beberapa soal dan menyaringnya menjadi 10 anak. Hingga keesokan harinya saya diumumkan masuk dalam 10 besar. Saya amat bangga dan terharu, karena atas prestasi saya tersebut saya mampu membahagiakan kedua orang tua. Membahagiakan orang tua tidak selalu harus dengan uang, namun dengan prestasi yang kita miliki hal tersebut sudah cukup bagi orang tua saya. Tak disangka pula saat saya menginjak bangku SMA hal tersebut menimpa diri saya lagi. Dimana saya dipilih untuk mewakili sekolah saya untuk mengikuti olimpiade sains se-Kabupaten Karawang antar SMA selama dua periode.

Sebenarnya saya sendiri bingung mengapa saya mengambil jurusan akuntansi, padahal saya tidak memiliki dasar akuntansi diamana saya lulusan dari IPA yang gemar akan hitungan, memang hal tersebut merupakan keinginan orang tua saya, tapi hal tersebut tidak mematahkan saya untuk patah semangat belajar, saya tetap bertekad agar bisa mengikuti pelajaran tersebut. Saya tidak akan mengecewakan orang tua saya. Bahkan suatu saat salah satu dosen yang mengajar saya berkata, “saya juga seorang yang lulusan IPA tapi sekarang menjadi dosen akuntansi, bagi kalian yang lulusan IPA jangan berkecil hati karena memang awalnya anak IPA akan tertinggal tapi untuk semester yang akan datang anak IPA lah yang akan unggul, buktikan kalau anak IPA juga bias” kata-kata tersebut hingga saat ini selalu saya pegang.

Saya memiliki cita-cita dari kecil menjadi seorang guru, terutama menjadi guru matematika, dengan hoby saya yang senang dengan pelajaran berhitung dan senang membagi ilmu kepada teman yang lain sehingga cita-cita tersebut muncul. Namun saat dimana saya tidak diterima di salah satu PTN di Indonesia khusus di bidang guru, maka saya tidak menyerah sampai disitu. Saya berharap kelak jika saya sudah lulus kuliah bisa menjadi seorang dosen, terutama menjadi dosen statistika.
Saya akan mendeskripsikan gambaran atas diri saya menggunakan analisis “kekepan” faktor internal yaitu (kekuatan dan kelemahan), sedangkan faktor ekternal yaitu (peluang dan ancaman). Kekuatan dalam diri saya yang pertama adalah saya seorang yang disiplin. Disiplin ilmu artinya saya sebagai mahasiswa bertanggung jawab untuk mengerjakan seluruh tugas yang diberikan oleh dosen dan disiplin waktu, selama saya menjadi mahasiswa saya tidak pernah telat, jika saya memiliki janji waktu dengan seseorang maka saya berusaha tidak akan telat. Kedua, saya rendah hati. Saya tidak suka dengan hal yang menyombongkan diri sendiri ataupun hal lain. Ada pepatah berkata “Manusia berasal dari tanah, makan hasil tanah, berdiri diatas tanah dan akan kembali ke tanah”. Untuk apa kita bersifat seperti langit, karena semua yang ada didunia hanyalah sesaat maka janganlah kamu menyombongkan diri akan hal duniawi.

Kelemahan dari diri saya yaitu pertama saya kurang percaya diri. Kalau ada tugas untuk presentasi sendiri, saya orangnya kurang percaya diri, bukan karena saya jelek ataupun bodoh tetapi karena saya merasa malu jika berada di depan banyak orang. Kedua, saya tidak mudah untuk beradaptasi dengan orang-orang yang baru dikenal. Bahkan saat saya mengikuti tes ujian PTN, dimana siswa dan siswi yang ikut tes saat itu banyak, saya tidak mencoba untuk berkenala satu sama lain dengan orang baru sehingga hal tersebut dapat melemahkan diri saya jika saya kurang informasi tidak bisa bertanya ke yang lain. Dan yang terakhir saya tidak cakap dalam berbica, biasa orang bilang cerewet. Pendiam namun tidak terlalu pendiam, antara pendiam dan cerewet saya ada di tengahnya.

Dari kekuatan saya bahwasanya saya disiplin maka hal tersebut dapat menjadi peluang saya dengan memudahkan saya dalam bekerja, saya tidak akan susah-susah beradaptasi dengan jam dunia kerja dimana harus bangun terlalu pagi kemudian berangkat sebelum jam masuk kerja. Kemudian, saya itu orang yang cepat mengerti, sehingga hal tersebut mampu menjadi peluang untuk saya saat di dunia kerja juga. Saya akan mudah mengerti dan cepat tanggap apa yang diinginkan oleh atasan.
Sedangkan ancaman bagi saya adalah akan hal kelemahan saya, maka saya tidak dapat bekerja di bidang broadcasting dimana pekerjaannya yang cakap dalam bidang berbicara, tidak cocok di tempatkan di bagian customer service dan tidak cocok menjadi salesgirl.

Saya berharap dapat menghilangkan kelemahan yang ada pada diri saya, karena sudah tidak saatnya lagi dalam dunia kerja tidak percaya diri. Bagaimana saya bisa meyakinkan atasan saya jika saya tidak bisa percaya pada diri saya sendiri. Baik dengan mengikuti kelas public speaking dan lain sebagainya.


Demikian biografi diri saya yang dapat saya deskripsikan.

Rabu, 26 November 2014

TUGAS 3 (JURNAL FRAUD)

JURNAL FRAUD


Judul                 : Evaluasi Audit Operasional Untuk Mendeteksi Kecurangan Persediaan Sparepart pada PT. Thamrin Brothers Pallembang

Penulis             : Silvi_Milianti & Rika_Kharlina
Universitas      : STIE MDP


Abstrak :

            Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan dagang berupa persediaan barang dagang. Untuk memastikan jumlah keakuratan persediaan yang ada, perusahaan dagang harus melakukan perhitungan fisik persediaan. Perhitungan fisik ini biasanya dilakukan oleh bagian audit perusahaan. Tujuan skripsi ini adalah untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan Audit Operasional terhadap persediaan sparepart pada PT. Thamrin Brothers cabang Kamboja Palembang. Metode yang digunakan adalah metode pendekatan kualitatif. Penelitian ini diharapkan dapat membantu PT. Thamrin Brothers dalam mendeteksi kecurangan yang terjadi sehingga manajemen dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan data yang dimiliki.

Kata Kunci : Persediaan, persediaan barang dagang, audit operasional

Latar Belakang :

Perkembangan dunia usaha dewasa ini sangat pesat di tandai munculnya berbagai jenis perusahaan, baik perusahaan yang berskala kecil, menengah, maupun yang berskala besar. Dengan semakin berkembangnya suatu perusahaan menuntut pula perkembangan di bidang pemeriksaan audit. PT. Thamrin Brothers cabang Palembang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, dimana secara periodik telah dilakukan audit terhadap persediaan setiap tahunnya. Namun, data persediaan yang dimiliki oleh PT. Thamrin Brothers cabang Palembang menunjukkan masih terdapat temuan perbedaan pencatatan persediaan, kerusakan persediaan yang tidak dicatat, perbedaan pesanan dengan barang yang diberikan.

Metodelogi Penelitian :

Untuk mengidentifikasi permasalahn yang muncul pada PT. Thamrin Brothers maka penulis menggunakan metode penelitian berdasarkan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif Merupakan penelitian yang didasarkan pada data kualitatif dimana data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka atau bilangan sehingga hanya berbentuk pernyataan-pernyataan atau kalimat.

Dalam penelitian ini menggunakan kedua sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dengan staf bagian inventory dan bagian penjualan sparepart motor Yamaha PT. Thamrin Brothers Palembang. Sedangkan data sekunder diperoleh dari perusahaan berupa struktur organisasi, laporan penjualan, dan data persediaan. Kedua data tersebut sangat penting dan diperlukan untuk ketepatan sejumlah informasi yang relevan dengan data tentang variabel penelitian, agar dalam penelitian dapat membuat kesimpulan dari data yang dikumpulkan tersebut.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: 1. Observasi, dilakukan secara langsung di Thamrin Brothers untuk menemukan keadaan yang sesungguhnya di lapangan tanpa ada rekayasa. 2. Wawancara, penulis melakukan wawancara secara terbuka. Tanya jawab maupun diskusi dengan pihak perusahaan,khususnya dengan bagian objek penelitian. Kemudian data diteliti sesuai dengan melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas yang berhubungan dengan persediaan perusahaan. 3. Dokumentasi,yaitu mengumpulkan data-data tertulis berupa catatancatatan, laporan-laporan dan dokumen-dokumen perusahaan.

Hasil Penelitian :

Dari hasil penelitian, penulis akan membahas tahapan audit operasional dalam mendeteksi kecurangan persediaan. Tahapan yang digunakan auditor PT. Thamrin Brothers Palembang meliputi tahap survey pendahuluan, evaluasi sistem pengendalian intern atas fungsi pengelolaan persediaan, pelaksanaan audit, dan laporan atas temuan permasalahan dan rekomendasi perbaikan. Dalam hasil perhitungan jumlah sparepart terdapat temuan perbedaan jumlah stok barang yang ada di system dan di lapangan. Hasil temuan audit ini berpengaruh kepada persediaan perusahan, stok ini akan mempengaruhi penjualan pada perusahaan. Terutama pada saat terjadi pesanan tetapi pada saat proses pengambilan pesanan sparepart di lapangan tidak ditemukan sparepart yang dipesan tersebut. Permasalahan semacam ini dapat dilakukan perbaikan seperti dengan melakukan retur, akan tetapi hal tersebut tentunya akan memakan waktu yang lama. Pada PT. Thamrin Brothers tidak terdapat prosedur pencocokan dokumen dalam penerimaan atas sparepart yang dibeli. Sehingga pada saat pesanan telah diterima konsumen, masih ada pengaduan atas kurangnya barang yang diterima dengan pesanan yang tertera pada faktur penjualan. Hal pertama yang harus dilakukan guna berjalannya sistem pengendalian yang baik dalam perusahaan adalah dibutuhkan pengecekan antara faktur penjualan, surat jalan dan dengan fisik barang yang diterima. Apabila konsumen hanya mengandalkan pemeriksaan antara surat jalan dengan fisik yang diterima dari gudang, maka hasil dari dilaksanakannya kegiatan tersebut kurang dapat menjaminbahwa tidak ada kesalahan dalam kegiatan penerimaan atas sparepart tersebut.

Setelah dilakukannya penelitian pada PT. Thamrin brothers, proses pengauditan yang dilakukan cukup baik dan telah sesuai dengan tahapan audit pada umumnya. Auditor telah melaksanakan pengauditan secara menyeluruh terhadap kegiatan operasional perusahaan atas fungsi persediaan. Hal ini terlihat dari jumlah stok barang yang ternyata selisih antara fisik dan sistem menjadi berkurang, terutama setelah dilakukannya audit secara berkala.

Pada sistem operasional perusahaan sudah cukup berjalan dengan baik. Namun pada fungsi penerimaan dan penyimpanan sparepart terdapat fungsi ganda yang dilakukan oleh satu bagian, dapat memberikan kesempatan untuk melakukan tindakankecurangan.

Kesimpulan :

Pemeriksaan telah dilakukan setiap tahunnya secara berkala, namun selisih yang ditemukan di dalam pemeriksaan tidak ditelusuri oleh bagian audit sehingga tidak ada kejelasan apabila terdapat perbedaan jumlah persediaan sparepart yang berada di catatan sistem dan yang berada di gudang.

Tanggapan :

Dilihat dari hasil penelitian jurnal tersebut bahwa ditemukan adanya kecurangan pada bagian gudang. Dimana ada ketidakcocokan hasil antara jumlah sparepart di system dan di lapangan.

Hal tersbut dapat diakibatkan dari “oknum” karyawan ataupun kesalahan input yang berasal dari kesalahan komunikasi. Menurut saya, harus diadakan pengembangan system atau merubah system yang ada. Dilihat dari system yang terdahulu bahwa system tidak melakukan pencocokan dokumen, hal tersebut haruslah diadakan agar presentase selisih angka dapat berkurang juga pada setiap fungsi harus terpisah dari fungsi lainnya untuk menghindari kemungkinan terjadinya kecurangan. Seperti pada bagian penjualan, pada divisi tersebut menangani pesanan pelanggan, jangan sampai hal tersebut dilakukan oleh bagian gudang. Selain itu juga melakukan pengendalian internal yang lebih insentif terhadap karyawan di masing-masing divisi (melakukan proses pengamatan pada lapangan) agar dapat terlihat hal apa saja yang dilakukan oleh karyawan tersebut.

Sedangkan pada tim auditor melakukan audit pada perusahaan tersebut lebih berkala lagi, sehingga PT. Thamrin brothers tidak lagi mengalami selisih angka.

Sumber :

http://eprints.mdp.ac.id/694/1/Jurnal%202009210021%20Silvi%20Milianti.pdf

Senin, 03 November 2014

TUGAS 1 (ETIKA DAN PROFESI)

Etika dan Profesi
Etika diartikan sebagai ilmu tentang yang baik dan yang buruk yang diterima dalam suatu masyarakat, menjadi bahan refleksi yang diteliti secara sistematis dan metodis. etika dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus:
·         ETIKA UMUM, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis,bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
·         ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek.
PERANAN ETIKA DALAM PROFESI :
·      Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.
·      Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
·      Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan etik pada masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin menjamahnya.


KODE ETIK PROFESI
Kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti kumpulan peraturan yang sistematis.
Kode etik ; yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
TUJUAN KODE ETIK PROFESI :
1.      Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2.      Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3.      Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4.      Untuk meningkatkan mutu profesi.
5.      Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6.      Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7.      Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8.      Menentukan baku standarnya sendiri.
ETIKA PROFESI AKUNTANSI
Prinsip Etika Profesi dalam Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan pengakuan profesi akan tanggungjawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan. Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung-jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan keuntungan pribadi
Ada beberapa prinsip etika profesi dalam akuntansi:
1.      Tanggung Jawab Profesi
Sebagai anggota yang professional, anggota harus mempertimbangkan moral dan professional dalam melakukan kegiatannya. Maksud dari professional sendiri yaitu, kita sebagai profesi akuntansi bekerja sesuai dengan tugasnya jangan mengurangi atau melebihi dari tugas yang sesuai dengan profesi tersebut. Kemudian setiap anggota juga harus bertanggung jawab untuk bekerja sesame anggota untuk mengembangkan profesi akuntan.
2.      Kepentingan Public
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.

3.      Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
4.      Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5.      Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya tkngan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh matifaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.
6.      Kerahasiaan
Setiap anggota harus, menghormati kerahasiaan informasi iyang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya
7.      Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8.      Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar proesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. 


REFRENSI:

Available at http://eprints.undip.ac.id/4907/1/Etika_Profesi.pdf  11 November 2014 07:15 PM
Susanti, Beni. 2008. Modul Kuliah: Etika Profesi Akuntansi. Depok: Universitas Gunadarma

Minggu, 12 Januari 2014

Resensi Buku dan Film


TUGAS 7 & 8

RESENSI BUKU

Judul Buku : Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi 2
No. ISBN : 979-691-271-6
Penulis : Sigit Triandaru ; Toto Budiantosa
Penerbit : Salemba Empat

Jumlah halaman : 306 hlm
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 21 x 26 cm
Kategori : Ekonomi
Bonus : -
Text Bahasa : Indonesia
Harga : Rp 45,000

Bank dan Lembaga Keuangan Lain (BLKL) merupakan salah satu buku teks wajib yang digunakan secara luas oleh mahasiswa program S1 dan S2. Meskipun demikian, buku ini juga relevan untuk dibaca oleh praktisi maupun masyarakat umum yang berminat mempelajari lembaga keuangan.
Lembaga keuangan adalah sector yang sangat dinamis, sehingga sebagai salah satu literature utama di sector ini, BLKL juga harus selalu mengikuti dan menyesuaikan materinya dengan perkembangan terakhir. Perubahan dalam BLKL edisi 2 ini mencakup antara lain :
·         Penambahan bab baru mengenai Arsitektur Perbankan Indonesia yang sekaligus membahas 25 Basel Core Principles for Effective Baning Supervision.
·         Penyesuaian materi dengan perkembangan kegiatan dan regulasi terbaru.
·         Pembahsan yang lebih komprehensif dan sistematis.
Topik-topik yang dibahas meliputi :
Bagian 1 : Lembaga Keuangan dan Otoritas Moneter
Bab 1   Lembaga Keuangan
Bab 2   Arsitektur Perbankan Indonesia
Bab 3   Otoritas Moneter

Bagian 2 : Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
Bab 4   Kesehatan dan Rahasia Bank
Bab 5   Perkembangan dan Jenis Bank
Bab6    Penghimpun dan Penyalur Dana
Bab 7   Kredit Bank
Bab 8   Kliring
Bab 9   Bank Umum Berdasar Prinsip Syariah

Bagian 3 : Lembaga Keuangan Bukan Bank
Bab 10 Asuransi
Bab 11 Leasing (Sewa Guna Usaha)
Bab 12 Pembiayaan Konsumen
Bab 13 Pegadaian
Bab 14 Anjak Piutang
Bab 15 Modal Ventura
Bab 16 Kartu Plastik
Bab 17 Dana Pensiun
Bab 18 Pasar Modal


RESENSI FILM

·         Judul Film : Tampan Tailor
·         Sutradara : Guntur Soeharjanto
·         Produser : Ody Mulya Hidayati
·         Penulis : Alim Sudio, Cassandra Massardi
·         Pemain : Vino G. Bastian, Jefan Nathanio, Marsha Timothy, Ringgo Agus Rahman, Lisye Herliman, Ratna Riantiarno, Epy Kusnandar, Astri Nurdin, Ferry Salim
·         Musik : Tya Subiakto Satrio
·         Cinematography : Enggar Budiono
·         Editing : Ryan Purwoko
·         Genre :Drama
·         Tanggal Rilis Perdana : 28 Maret 2013
·         Durasi : 104
·         Studio : Maxima Picture
·         Kota : Indonesia
·         Bahasa : Indonesia
Topan (Vino G. Bastian) yang berprofesi sebagai seorang penjahit, baru saja kehilangan istrinya, kehilangan tokonya dan nyaris kehilangan masa depan anaknya, Bintang (Jefan Nathanio), yang dikeluarkan dari sekolah karena tidak ada memiliki biaya. Namun Topan tidak pernah kehilangan harapan. Dengan bantuan sepupunya yang bernama Darman (Ringgo Agus Rakhman), Topan mulai menjajal segala pekerjaan untuk terus menyambung hidup. Mulai dari calo tiket kereta, kuli bangunan hingga pekerjaan yang berbahaya yaitu sebagai stuntman.

Semangat Topan yang luar biasa ini, akhirnya mencuri perhatian Prita (Marsha Timothy), gadis penjaga kios di samping stasiun kereta. Berkat bantuan Prita, akhirnya Topan mulai mendapat angin segar untuk kembali menekuni bakatnya yaitu sebagai penjahit jas. Film yang digarap oleh sutradara Guntur Soeharjanto ini terinspirasi dari kisah nyata dari seorang pembuat jas terkenal bernama Harry Palmer. Harry Palmer sebenarnya hanyalah nama populer. Sedangkan nama aslinya adalah Herry Sunandar. Karena banyak orang asing yang memanggilnya dengan 'Harry', maka nama itu dipakai sebagai nickname. Agar berbeda dengan Harry lainnya, dia pun menyematkan identitas tempat tinggalnya, Palmerah. Harry berkecimpung di dunia desain jas selama belasan tahun. Jas karyanya dilabeli 'Harry's Palmer'. Banyak artis yang mempercayakan pembuatan jasnya kepada Harry.
Usaha Harry sempat mengalami anjlok dan kemudian berhasil bangkit seperti sekarang. Kerja keras Harry itulah yang diambil oleh Guntur untuk diangkat ke layar lebar. Di film ini, dialog yang digunakan sangatlah bersifat keseharian namun memiliki makna yang dalam. Meskipun permasalahan yang dihadapi karakter Topan dan Bintang cukup sederhana, namun hal itu berhasil dikemas oleh Guntur sehingga menjadi sangat menyentuh. Dapat dipastikan penonton akan sering mengelus dada atau bahkan bergelinang air mata ketika melihat perjuangan dan cobaan yang dialami Topan dan Bintang.
Meskipun demikian, film ini tidaklah menjual kemiskinan ataupun keterpurukan hidup seseorang demi menimbulkan emosinya. Ada bumbu-bumbu romantisme dan tawa yang diselipkan di film Tampan Tailor melalui karakter Darman dan Prita. Ini adalah film pertama Vino dan Marsha ketika resmi menyandang predikat suami istri. Oleh sebab itu, tidak perlu diragukan lagi tentang kerjasama apik diantara keduanya yang berhasil berakting secara natural dan romantiis. Secara keseluruhan, film Tampan Tailor sangatlah menarik untuk disimak karena mengangkat kisah yang unik dan jarang diangkat ke layar lebar. Film ini menggambarkan betapa sulitnya seorang penjahit hidup di Ibu Kota. Tanpa menawarkan pesan yang berlebihan, film Tampan Tailor mencoba mengajak perhatian penoton untuk menyadari kalau keluarga adalah segalanya.